Senin, 08 November 2010

Asa Yang Terhapus Duka

Berjalan tak tertuju
Demi secercah cahaya di tengah gelap
Menuju suatu tempat tak terlihat
Jauh menjauh dan sesat

Menatap pandangan tajam dunia
Terbelalak mata hingga senja
Menanti yang dinanti tak datang jua
Segenap asa akankah sirna?

Satu-satu semua terbuka
Membusuk penuh luka
Terkubur di dalam lubang duka
Takkan kembali meski kau nanti

Musnah, dilalap api
Sirna, terhapus angin
Debu dari air mata yang telah mengering
Menguap ke awan yang tlah menguning

Senja takkan kembali
Silaunya tak terlihat oleh mentari
Dan bulan takkan pergi
Walau kau berpaling muka menghindari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar